Jumat, 06 Juni 2008

BATIK TUBAN




BATIK TUBAN

Batik is one of the supreme products in Tuban Regency which have penetrating the International market. Typical Tuban batik consist of wove and batik wrote from silk material. The centre of wove batik industry or known as Gedog wove and batik wrote silk is in Margorejo village, Kerek district, Bongkol Village, Tuban district and in Semanding Village of Karang district. Respectively this batik had the typical characteristics separately that all of them were produced in a traditional manner, both from the process of the thread spinning and has execution. This typical Tuban batik was often sold in each kiosk / souvenir shop.

PESONA GOA AKBAR (AKBAR CAVE) TUBAN

GOA AKBAR (AKBAR CAVE)

The unique thing of Akbar Cafe is the charming of its huge spaces and also its long tunnels. There are also many interesting scenery of cave which you can not find in other places. If we come in the cave we will see the river that flow calmly, in that river we will see the various fishes, which the water comes from water fall in the centre of the cave. You may feed the fish by throwing down a little piece of bread. In other part of space, called "Mahahandhapa Sri Manganti", the visitors will be presented with traditional music like Gamelan, Siteran and any other traditional music. Sometimes, there is a solo pionist or guitarist, and the visitors can involve in singing a song.

This cave has two sacred places called "Pasepen Kori Sinandi" and "Pasujudan Baitul Akbar". You have to put of your shoes when you are going to enter. It is forbiden for women who get menstruation.
The area of the cave has been opened about five hundred in square meter only. The long tunnels that are forty or fifty kilometers has been closed to avoid any danger. Small cafeteria is available, too. The slow music will accompany while you're enjoying the food and drinks.

That is the miracle of God as Mercy with dedicated to human in order to care and protect, finally it was to be enjoyed. Based on that case Mr. Haji Hindarto, head of regent of Tuban thought that, Akbar cave can be renovated to be a wonderful and amazing tourism object. So he began to realize his dream cames true. Finally, he built it up with the sense of art, and now we can see what wonderful it is.

The cave is located in the centre of the town. It is behind the traditional market "Pasar Baru". So you will not find any difficulties to get there. Come and see its beauty.

The Legend of Akbar Cave
* This cave had been used for training centre of Ronggolawe soldiers when they planned to attack Mojopahit Kingdom at 13th Century.
* This miracles cave was well-known as a hidden place of Raden Mas Sahid, a generous robber who finally regretted and becomes the saints of Islam (Wali Songo), with his popular name "Sunan Kalijaga" in 17th century.

Regency of Tuban, East Java, Indonesia, History and Tourism

Tuban
From Wikipedia, the free encyclopedia

Tuban is an ancient town located at north coast of Java and it is about 100 km west of Surabaya, the capital of east java. Tuban is surrounded by Lamongan in the east, Bojonegoro in the south and Rembang, Central Java in the west.

As an ancient town, Tuban has historical and cultural values. Moreover, the most amazing one is the beauty of the sceneries such as beaches, caves, and forest, especially the teak forest.

Tuban was formerly an important port in Majapahit era and is mentioned in Chinese records from the eleventh century. Tuban is believed to have been Islamised before it's conquest by Demak c. 1527. Even following its Islamisation, it remained loyal to Hindu-Buddhist Majapahit.[1] The grave of Sunan Bonang, a sixteenth-century Islamic missionary - one of the Wali Sanga involved in the initial spread of Islam in Java, is located in Tuban. This site is an important destination for Muslim pilgrims.

History

The history of the tuban was started at the Kingdom of Mojopahit era in 15th century. Once upon a time, there was an important ceremonial as the king of mojopahit crowned Ronggolawe as the principle of tuban region. It was held at 12 Novermber 1293 and that date becomes the anniversary of tuban. The spread of islam was pioneered by Sunan bonang and his follower named as Sunan Kalijaga which was the son of the tuban principle in 13th century.

Economy

Tuban is famous for tobacco and hardwood teak production. PT Semen Gresik, a major state-owned cement company, opened the largest cement factory in Indonesia in Tuban in 1994. A petrochemical plant operated by Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) opened in 2006 after several years of delays.

Tourism

Tuban also known as the "thousand cave city" since there are many caves in the area. The famaous cave named as Goa Akbar is located near the city. Beside that, there are many recreational sites are very interesting to be visited such as Goa Ngerong, Pemandian Alam Bektiharjo, Air Terjun Nglirip, and etc.


Senin, 02 Juni 2008

Tentang Soekarno, Soeharto, dan dalil Acton

[ Jum'at, 30 Mei 2008 ]
Soekarno, Soeharto, dan Dalil Acton
Oleh Moh. Mahfud M.D.

Siapa pun yang membaca sejarah pasti tahu bahwa Soekarno adalah salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia yang berhasil memerdekakan Indonesia dari penjajahan asing pada 1945. Dia adalah pejuang yang mewakafkan lebih dari separo perjalanan hidupnya untuk membangun Indonesia sehingga tampil sebagai negara dan bangsa yang bermartabat.

Soekarno adalah pendiri negara dan peletak konsep bangsa Indonesia yang paling terkemuka, diakui kepemimpinannya oleh dunia internasional, dan disegani bangsa-bangsa lain. Soekarno adalah peletak dasar kehidupan bernegara yang demokratis bagi Indonesia.

Tetapi, tragisnya, Soekarno jatuh dari kekuasaannya karena (pada akhirnya) memerintah secara tidak demokratis dan banyak melakukan pelanggaran atas konstitusi.

Siapa pun yang membaca sejarah pasti tahu bahwa Soeharto adalah putra terbaik bangsa Indonesia yang menyelamatkan Indonesia dari krisis politik dan ekonomi, dan yang terpenting dari ancaman penyelewengan dasar dan ideologi negara (Pancasila), pada pertengahan 1960-an.

Soeharto adalah pemimpin Indonesia yang sejak muda meniti karier sebagai militer yang bekerja habis-habisan untuk mempertahankan kemerdekaan dan membangun Indonesia sebagai negara dan bangsa yang berdaulat. Dia adalah seorang yang rendah hati, yang dipilih oleh rakyat dan mahasiswa (angkatan '66) karena sifat kebapakannya dan menjanjikan kehidupan yang demokratis dan konstitusional bagi Indonesia.

Tetapi, tragisnya, Soeharto jatuh dari kekuasaannya karena (pada akhirnya) memerintah secara tidak demokratis dan menumbuhsuburkan korupsi yang hingga sekarang menjadi kanker ganas di Indonesia.

Pilihan Terbaik

Soekarno dan Soeharto tampil sebagai pimpinan bangsa pada masanya masing-masing bukan karena ambisi politik yang diraihnya dengan rekayasa yang curang. Saat itu mereka tampil karena pilihan politik yang objektif. Soekarno adalah putra terbaik yang tak tertandingi integritas, kecerdasan, dan kesediaannya berkorban untuk tegaknya negara Republik Indonesia.

Tanpa memiliki orang seperti Soekarno mungkin pada 1945 kita tidak dapat merdeka. Itulah sebabnya dia dipilih menjadi presiden tanpa ada yang keberatan. Soekarno tidak menonjol-nonjolkan diri untuk dipilih, tetapi rakyatlah (dengan suara aklamasi di PPKI) yang memilih dia.

Begitu juga Soeharto. Dia adalah putra terbaik bangsa yang (awalnya) dikenal jujur dan rendah hati. Saking rendah hatinya, semula dia menolak untuk dijadikan presiden, menggantikan Seokarno. Ketika pada 1966-1967 Soekarno jatuh setelah pergulatan (tarik tambang) segi tiga antara dirinya, TNI, dan PKI, ternyata Soeharto menolak dijadikan presiden.

Soeharto menolak menjadi presiden karena merasa tak sehebat Soekarno. Tak pernah bermimpi, apalagi menyiapkan diri untuk menjadi presiden. Setelah dipaksa-paksa, barulah pada 1967 Soeharto mau menerima jabatan presiden. Itu pun bukan persiden definitif, melainkan hanya sebagai ''pejabat presiden''. Saat itu Soeharto hanya mau menerima tugas sebagai pejabat presiden untuk satu tahun, yakni sampai pemilu yang harus diselenggarakan pada 1968.

Jadi, pada awalnya, tampilnya Soekarno dan Seoharto sebagai presiden adalah pilihan objektif karena memang dinilai paling tepat. Pada awal penampilannya masing-masing, keduanya merupakan orang-orang yang tulus, penuh integritas, dan demokratis.

Tetapi, kedua pemimpin yang (semula) dinilai demokrat sejati itu akhirnya dijatuhkan atau diberhentikian secara paksa justru karena memerintah secara tidak demokratis.

Misalnya, Soekarno dijatuhkan karena dinilai melakukan banyak pelanggaran atas konstitusi seperti membawahkan semua lembaga negara lainnya, membuat berbagai penpres secara sepihak sebagai pengganti UU tanpa proses legislasi yang konstitusional, dan memenjarakan lawan-lawan politik tanpa peradilan.

Soeharto dijatuhkan karena membangun sistem politik otoriter yang bertentangan dengan demokrasi dan konstitusionalisme. Soerharto yang semula tidak mau diangkat menjadi presiden ternyata pada akhirnya tidak mau kalau tidak menjadi persiden.

Dia melakukan rekayasa politik dan kontrol legislasi agar dirinya selalu terpilih menjadi presiden dan kekuasaannya terus berakumulasi tanpa batas sehingga (akhirnya) hanya bisa diberhentikan melalui operasi caesar.

Dalil Acton dan Konstitusi

Apa yang bisa menjelaskan perubahan Soekarno-Soeharto dari yang semula merupakan orang-orang ''saleh'' dan ''demokrat'' menjadi orang-orang yang otoriter atau (meminjam istilah ST Alisjahbana) despotis?

Salah satu jawabannya adalah adagium Acton yang sangat terkenal dalam ilmu politik. Lord Acton mengemukakan adagium yang kemudian diterima sebagai dalil dalam ilmu politik bahwa ''kekuasaan itu cenderung korup dan kekuasaan yang absolut itu absolut pula korupsinya (power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely).

Berdasarkan dalil Lord Acton itu dipahami bahwa siapa pun yang memegang kekuasaan akan terdorong untuk melakukan korupsi atau penyelewengan-penyelewengan jika tidak ada pembatasan kekuasaan yang tegas melalui konstitusi.

Orang yang baik pun kalau memegang kekuasaan akan terdorong untuk korupsi. Sebab, meskipun secara pribadi dia baik (sebutlah Soekarno dan Soeharto), lingkungan kekuasaan di mana dia ada akan terus mendorongnya untuk korup.

Di lingkungan kekuasaan biasanya banyak demagog atau begundal-begundal yang selalu mendorong penguasa untuk selalu memperbesar kekuasaannya karena sang begundal bisa kebagian kekuasaan pula. Para begundal itu biasanya kepada sang penguasa mengatakan, ''Negara ini masih memerlukan Bapak, rakyat masih ingin Bapak jadi presiden. Kalau Bapak berhenti, negara ini akan kacau. Bapak harus bersikap keras agar tak terjadi anarki....'' dan sebagainya.

Itulah sebabnya di negara demokrasi harus ada konstitusi yang membatasi kekuasaan secara ketat atau memagari dari kecenderungan korup itu. Dan, itu pula sebabnya kita tidak boleh alergi terhadap gagasan untuk memperbaiki konstitusi sejauh hal itu dimaksudkan untuk memagari kekuasaan dari kecenderungtan korup.

Moh. Mahfud M.D., guru besar hukum tata negara dan Hakim Konstitusi RI

Politik vs kekerasan

Politika
[ Senin, 02 Juni 2008 ]
Bakorpakem: Polisi Harus Menindak Pelaku
Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) menyesalkan aksi kekerasan oleh Laskar Pembela Islam (LPI) kepada Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).

''Kami minta aparat (kepolisian) mengusut sekaligus menindak pelaku kekerasan,'' kata Wakil Ketua Bakorpakem Wisnu Subroto saat dihubungi koran ini kemarin (1/6).

Menurut Wisnu, aksi kekerasan tersebut tidak dapat diterima akal sehat. Saat pemerintah sedang mendinginkan suasana pasca keluarnya rekomendasi tentang Ahmadiyah, LPI justru memicu kekerasan.

''Ini jelas kontraproduktif,'' jelas Wisnu, yang juga Jaksa Agung Muda (JAM) Intelijen. LPI, lanjut Wisnu, seharusnya tetap membuka ruang dialog dengan kelompok yang tidak setuju pembubaran Ahmadiyah. ''Berbeda boleh, tetapi jangan sampai anarkis.''

Wisnu menjelaskan, dengan aksi kekerasan, SKB (surat keputusan bersama) tiga menteri terkait peringatan Ahmadiyah bisa ditunda hingga batas waktu tidak ditentukan.

Wisnu sendiri menolak apabila rekomendasi tentang Ahmadiyah menjadi pemicu aksi kekerasan tersebut. Sebaliknya, lanjut Wisnu, rekomendasi Bakorpakem malah memperjelas kasus Ahmadiyah. ''Sebelum ada rekomendasi kan sudah ada bakar-bakaran tempat ibadah. Kami justru membuat peta kasus tersebut menjadi sistematis untuk disikapi,'' jelas mantan kepala Kejati (Kajati) Sumatera Utara itu.

Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) geram atas tindakan pemukulan yang dilakukan FPI. Dia menuntut pemerintah bersikap tegas dan segera membubarkan organisasi tersebut.

''Para pelakunya harus ditangkap, termasuk juga Habib Rizieq,'' tegas Gus Dur di Kantor PB NU, Jl Kramat Raya, Jakarta, kemarin.

Menurut dia, perilaku para anggota FPI itu sudah tidak bisa ditoleransi lagi karena terus merusak tatanan demokrasi di negeri ini. ''Perilaku mereka telah merusak Pancasila,'' kata Gus Dur, gusar.

Dia mengatakan, saat peringatan hari lahir Pancasila yang tepat jatuh kemarin, justru FPI melakukan perilaku yang jelas melawan ajaran-ajaran Pancasila.(agm/rdl/dyn/mk)

Sebuah cerita lucu

[ Sabtu, 31 Mei 2008 ]
Mengayomi karena Kresna, Lincah berkat Srikandi
SAAT berkunjung ke kediaman Sukaemi, kecintaan sang empunya rumah terhadap wayang begitu terasa. Di ruang tamu saja, terdapat sedikitnya tiga hiasan dinding bergambar wayang. Satu dari kulit berukuran superbesar berbentuk tokoh Werkudoro. Satu lagi berukuran agak kecil berbentuk tokoh Kresna. Lalu, ada lukisan lima tokoh yang tergabung dalam Pandawa. Sarung bantal kursi berhias gambar tokoh Srikandi.

"Iya saya memang suka sama wayang. Ini koleksinya nggak sengaja lho. Kebetulan saya lihat bagus, saya ambil dan saya pasang," kata Sukaemi lantas tertawa.

Dunia wayang bukan hal yang baru lagi karena sang ayah dulu sempat menjadi pemain kesenian Wayang Wong. Perempuan yang besar di Ponorogo itu mengaku suka dengan wayang Jawa.

"Saya suka mengambil sifat-sifat baik mereka. Misalnya dari Werkudoro, saya tiru sifatnya yang tegas dan objektif. Kalau Kresna, sifatnya suka mengayomi. Terus, saya juga suka Srikandi karena dia itu perempuan yang lincah dan energik," jelas Sukaemi sambil menunjuk hiasan dindingnya satu per satu.

Selain mengoleksi wayang, perempuan yang hobi berpetulang itu suka mengoleksi berbagai pernak-pernik dari luar negeri. Mulai asbak perunggu berhias tetenger negara seperti Singapura, Thailand atau Malaysia, sampai dengan hiasan tradisional dari Jepang. "Ini saya nggak tahu apa namanya. Tapi bagus," tuturnya sambil memperlihatkan hiasan dari bambu.

Berbagai pernik tersebut juga disumbang anak atau menantunya. "Kalau ada yang tugas ke luar negeri, ya saya dikasih. Tapi, kalau saya, biasanya pergi khusus buat liburan. Kadang ke luar negeri, kadang di wilayah Indonesia saja," ucapnya.

Kalau ke luar negeri, Sukaemi paling sering pergi bersama suami saja. Tapi, kalau dalam negeri, seluruh anggota keluarganya ikut diajak serta. "Seru kalau pergi ramai-ramai," katanya. (any/ayi)

Kontroversi Masjid Agung Tuban, setelah rehab dan pembaharuan

In i adalah Foto dari Masjid Agung Tuban setelah diadakan rehabilitasi, dimana dalam tahapan pembangunannya mengalami banyak kontroversi, persaingan politik, hilangnya sebagian dari nilai-nilai sejarah, rumor atas hilangnya batu permata yang tersimpan di dalam masjid tersebut, juga berbagai soko gurunya yang terkenal terbuat dari kayu jati yang sangat tua, kekhawatiran akan sirnanya lambang kedamaian dan kerukunan Ummat dan penduduk tuban, alhasil setelah rampungnya pengerjaan pembangunan Masjid Agung tersebut, Kabupaten Tuban sempat digoncang dengan adanya huru hara dan kerusuhan yang luar biasa dahsyat dan besarnya untuk kejadian huru hara pada level Pemerintah Kabupaten se Indonesia.
Namun disamping kesemuanya tersebut, melihat era modern sekarang ini, Masjid Agung yang yang sekarang tetaplah memiliki kharisma baru dan keagungan yang luar biasa, memiliki nilai-nilai keindahan (estetika) yang indah dan tetaplah fungsinya sebagai Masjid tempat Ibadah serta Pemersatu dan penguat kerukunan Umat beragama. Kerukunan Umat beragama di Kabupaten Tuban sangatlah bagus, sepatutnya digunakan sebagai acuan Nasional bahkan internasional. ( semoga bermanfaat ).

Sepasang Pusaka Nogo Rojo





Keistimewaan dari Pusaka Naga Raja diantaranya adalah, bagi siapapun yang memilikinya akan dikarunia kedudukan yang tinggi di lingkungannya, tidak akan pernah bisa miskin dan seterusnya. Gambar Sepasang Pusaka diatas bisa berdiri bukanlah rekayasa, melainkan apa adanya, menunjukkan bahwa Pusaka tersebut diatas masih besar tuahnya. Jenis Pusaka Naga Raja ini banyak tersebar di Tanah Jawa, karena memang pulau Jawa pada Jaman dahulu terkenal dengan banyaknya Kerajaan-kerajaan dan para Empu pembuat Pusaka dari berbagai pelosok Negeri, dan kebanyakan Pusaka-pusaka ini pada Jaman sekarang dikuasai oleh Pejabat-pejabat tinggi atau setidak-tidaknya oleh Pengusaha/Konglomerat kaya.
Adapun sejarah dari kedua pusaka ini berbeda dengan Pusaka-pusaka sejinisnya yang lain, menurut sejaranya pada Jaman dahulu pada suatu Hutan diputaran Ngawi terkenal dengan adanya huruhara yang disebabkan oleh kedua Naga/Ular besar yang mengamuk, banyak penduduk yang ketakutan, banyak pula para pendekar yang berusaha menundukkannya, namun kesemuanya tidak berhasil, gagal, bahkan banyak yang tewas diantaranya. Sampai kemudian datanglah salah Seorang Demang/Pejabat setingkat Bupati/Pembantu Bupati yang juga memiliki Kesaktian dan daya kanuragan yang luar biasa, ahli tirakat, ahli berpuasa, banyak ilmunya, sakti mandraguna, salah seorang murid dari Pesantren MakamAgung Tuban yang kebetulan dipercaya sebagai Demang di wilayah Cepu, Propinsi Jawa Timur. Oleh sang Demang akhirnya kedua Naga tersebut berhasil ditundukkan dan kemudian berubah menjadi sepasang Pusaka sebagaimana gambar diatas, Yaitu sepasang Pusaka Nogo Rojo (Naga Raja). Oleh sang Demang sebagai Dharma Bhaktinya kepada sang Guru yang telah mengajarinya berbagai macam Ilmu, termasuk Ilmu Agama, Pemerintahan, Syiasa/Politik, Kanuragan, Kewalian dan sebagainya, kedua Pusaka tersebut akhirnya diserahkan dan dihadiahkan kepada salah seorang Gurunya di Pesantren MakamAgung Tuban